Bahasa
Arab Mesti Tidak Hanya Bahasa Agama
Perlu
kita sikapi bersama bahasa arab selama ini hanya terbawa oleh glombang dan
menopang kepada kebesaran perkembangan agama yaitu islam. Sehingga hal ini
menjadi nuansa yang dijadikan sebagai paradigma berfikir oleh kebanyakan orang
bahwasanya orang-orang yang mempelajari bahasa arab adalah orang-orang yang
belajar dan mempelajari agama saja. Paradigma berfikir seperti ini berkembang
di masyarakat, khususnya Indonesia.
Kita
kaji secara mendalam bahasa arab salah satu bahasa yang mendunia banyak hal
yang akan memberikan manfaat kepada mereka yang mempelajarinya baik dari segi
kedunian yang menjadi tolak ukur bagi manusia diseluruh penjuru dunia. Setelah
dianalisa dunia globalisasi saat ini adalah dunia propesionalisasi artinya
orang-orang slalu berfikir sesuatu yang dikerjakan harus dikerjakan oleh
orang-orang yang ahli dibidangnya. Jadi, para pelajar dan orang tua dipengaruhi
oleh paradigma berfikir kalo belajar ini, bagaimana prospeknya untuk masa
depan? (MATERIL)
Maka
dapat kita simpulkan bahwa manusia hari ini adalah manusia-manusia yang
berfikir duniawi, apurtunis dan lain sebagainya dengan mengenyampingkan
spiritual ketuhanan atau pun dunia selain bumi ini. Harus kita sadari bahwa
kedudukan bahasa arab mempunyai dua fungsi utama dalam kehidupan manusia, yang
pertama adalah fungsi keduniaan dan yang kedua adalah fungsi yang paling urgen
adalah sebagai alat untuk memahami ilmu agama. Karna jelas bahasa arab
berkedudukan istimewa dalam agama yang mayoritas dianut oleh umat manusia
dibumi ini. Maka para pakar bahasa arab baik para akademisi bahasa arab maupun
para ulama yang mempelajari agama secara mendalam yaitu para mujtahid. Karna
salah satu yang menjadi syarat bisanya seseorang berjtahid adalah menguasai
bahasa arab dengan baik.
Maka
mereka selalu berpegang dan bersemboyan ketika memotivasi untuk belajar bahasa
arab karna bahasa arab adalah bahasa alqur’an dan hadits serta bahasa arab
adalah bahasa surge ataupun agama.
Dalam
hal ini, pemikiran seperti ini bukanlah suatu hal yang keliru. Namun yang harus
kita kritisi adalah dengan melihat dualisme fungsi bahasa arab yang telah kita
jelaskan diatas, maka dalam tulisan ini penulis mengajak para pakar dan
praktisi pendidikan maupun akademisi yang berkonsentrasi mengajarkan atau
mempelajari bahasa arab baik dipesantern maupun di Madrasah sama-sama kita
analisa realita hari ini. Dengan catatan tidak mengenyampingkan paradogs
pemikiran yang mebelengguh cara berfikir kita selama ini.
Masyarakat
modern yang sacral kita sebut globalisasi dengan hidup tanpa batas yang akan
memunculkan gesekan-gesekan antar bangsa dan budaya serta banyak lagi
tantangannya harus dihadapi secara komprehensif dan harus dianalisa secara
tafsiliyah sesuai dengan bidang keahlian kita masing-masing. Bahasa arab dalam
hal ini, tentu persaingan nya dengan bahasa-bahasa yang ada dan yang sedang
berkembang tak akan ketinggalan bersaing diera ini. Maka itu bahasa arab harus
membuming tidak hanya sebagai bahasa agama tapi juga bahasa yang dibudayakan sebagai
life style, bahasa yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
paradigma atau pola pikir masyarakat akan akrab dengan bahasa arab.
No comments:
Post a Comment